Kerupuk Berikan Kepuasan Sensorik Tambahan saat Makan
时间:2025-06-02 03:12:40 出处:百科阅读(143)
Suaranya kriuk kriuk. Nyaring di telinga, renyah di mulut. Kiranya kalimat itu cocok untuk mendeskripsikan sensasi makan kerupuk.
Kerupuk jadi salah satu camilan yang hampir tak pernah absen di meja makan banyak orang Indonesia. Kerupuk seolah menambah rasa nikmat saat makan.
Makan apa pun, jika ditambah kerupuk, konon rasanya jadi lebih nikmat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC) Ria Amalia Oktariana Musiawan mengatakan, makan pakai kerupuk telah mendarah daging di sebagian besar masyarakat Indonesia. Di beberapa daerah, posisi kerupuk bahkan ibarat nasi. Tak makan jika tanpa kerupuk.
"Bagi sebagian masyarakat Indonesia, makan kerupuk sudah menjadi budaya turun temurun dalam keluarga. Bahkan kerupuk ini sudah masuk dalam lima serangkai makanan sahabat rakyat, bersanding dengan sambal, ikan asin, kecap, dan lalapan," ujar Ria saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Kepuasan sensorik tambahan
Selain menyoal tradisi, kenikmatan kerupuk juga bisa dikaji secara psikologis.
Sejarawan pangan sekaligus penulis Andreas Maryoto mengatakan, jika ditilik dari sudut pandang ilmu teknik pangan, kerupuk jadi penting karena mampu menambah sensasi sensorik selama bersantap.
Aktivitas makan pada dasarnya melibatkan lidah. Namun, sebenarnya muncul sensasi yang mampu merangsang area lain.
Andreas memberi contoh saat Anda mengonsumsi makanan pedas. Bisa saja muncul sensasi tertentu di area mata dan telinga.
"Nah, berikutnya saya yakin suara termasuk yang mendukung nikmat atau tidak makanan. Nah, suara ini bisa diberikan kerupuk," ujar Andreas, saat dihubungi terpisah.
![]() |
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ria. Menurutnya, kerupuk juga memberikan perasaan tersendiri bagi mereka yang menikmatinya. Kerupuk memberi kepuasan sensorik yang kuat.
"Tekstur yang renyah, rasa gurih, dan suara 'kriuk' berkontribusi pada kepuasan yang mungkin tidak bisa didapat dari makanan lain," ujar Ria.
Hal ini dijelaskan dalam ilmu psikologi dengan sebutan 'hedonic eating'. Dalam kondisi ini, seseorang tak hanya makan untuk memenuhi kebutuhan, tapi juga mendapatkan kenikmatan.
Meski nikmatnya seolah tiada dua, namun kerupuk tetap tak bisa dijadikan sebagai makanan pokok. Kerupuk akan tetap berada pada posisi sebagai makanan pendamping atau camilan.
"Jadi, posisinya jika dimakan dengan nasi goreng, nasi uduh atau rawon, dia akan jadi makanan pendamping. Kemudian kalau dimakan sendiri, misal sambil menonton TV, maka akan jadi camilan. Tapi, tidak pernah jadi makanan utama," ujar Ria.
(asr)上一篇: Strategi Kemenperin dan Dekranas Bikin IKM Kerajinan Tembus Pasar Ekspor
下一篇: Masyarakat Sebut MBG Bisa Buka Lapangan Kerja Baru di Indonesia
猜你喜欢
- FOTO: Semarak Warna
- Kasus Batik Air Disorot, Bolehkah Pilot Tidur dalam Penerbangan?
- Kehamilan Kembar Ternyata Punya Risiko Lebih Tinggi, Kenapa?
- 15 Makanan yang Merusak Ginjal, Kendalikan Porsinya
- Relawan OMG Deklarasi Dukung Prabowo
- 日本武藏野美术大学中国留学生多吗?
- 7 Tips Puasa Untuk Ibu Hamil Agar Ibu dan Bayi Tetap Sehat
- Nama Wamendagri Dicatut Sebagai Ayah Seorang Bayi, Ibu Bayi dan RSPI Digugat ke PN Jaksel
- Komunitas Ulama Kampung Rejo Semut Ireng Klaten Dukung Prabowo