Agar Hasil Quick Count Pilpres Tak Bikin Stres dan Asam Lambung Naik
Pemungutan suara di Pemilu2024 sudah selesai. Proses selanjutnya yang dilakukan saat ini adalah hitung cepat atau quick count.
Meski belum mengeluarkan hasil resmi, namun hasil quick countdari berbagai lembaga survei sudah menampakkan beberapa hasil. Melihat hasilnya, tak semua orang senang, apalagi kalau ternyata jagoan pilihannya memiliki angka quick count yang lebih rendah dibanding paslon lainnya.
Kalau sudah begini, banyak orang bisa stres dan asam lambung naik. Jangan abaikan masalah ini karena bisa membahayakan kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ashwin, pesta demokrasi seharusnya menjadi momen yang menyenangkan walau memang sedikit menegangkan. Karenanya, ia menyarankan untuk tidak berlarut-larut memikirkan hasil pemilu karena bisa memicu stres yang lebih buruk.
Lihat Juga :![]() |
"Move on. Lanjutkan hidup, perbanyak hal-hal yang menyenangkan, seperti hobi, liburan, di luar pekerjaan yang rutin dikerjakan," sarannya.
"Semoga semua bisa menjalankan pemilu dengan happy, bisa menerima menang atau kalah, sehingga nggak terlalu banyak stres, dan masuk rumah sakit karena komorbidnya pada kambuh.
Tak dimungkiri, stres memang bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Berikut beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh stres:
1. Perut dan pencernaan
Apakah Anda pernah merasa ngilu di bagian usus? Atau merasa ada kupu-kupu yang beterbangan di perut? Jika pernah, maka Anda tentu tahu bahwa stres berdampak pada sistem pencernaan.
Otak dan usus saling terhubung dan secara konstan berkomunikasi satu sama lain.
"Stres bisa memengaruhi setiap bagian di sistem pencernaan," ujar ahli gastroentrologi dari Wake Forest University, AS, dr Kenneth Koch, mengutip EverydayHealth.
Lihat Juga :![]() |
Koch mengatakan bahwa stres mampu meningkatkan asam lambung, mual, dan diare atau sembelit. Dalam kasus yang lebih serius, stres dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen menuju perut yang dapat menyebabkan kram, peradangan, atau ketidakseimbangan bakteri usus.
Usus dikendalikan dalam bagian sistem saraf pusat di otak dan tulang belakang. Selain itu, usus juga memiliki jaringan neuron sendiri yang dikenal sebagai sistem saraf enterik dan intrinsik.
Sistem saraf di usus juga disebut memiliki pengaruh yang besar. Tak heran jika para ilmuwan menganggapnya sebagai 'otak kedua' sebagaimana yang tercatat di Scientific American.
2. Kulit
Stres menyebabkan respons kimia dalam tubuh yang membuat kulit lebih sensitif dan reaktif. Pada kondisi tertentu, kondisi itu juga bisa mempersulit penyembuhan masalah kulit.
Sebagaimana kita ketahui, stres memicu produksi hormon kortisol yang bakal menghasilkan lebih banyak minyak. Dalam kondisi itu, kulit juga akan lebih rentan terhadap jerawat dan masalah kulit lainnya.
Mengutip WebMD, stres bisa menimbulkan beberapa masalah kulit seperti psoriasis, rosacea, dan eczema. Selain itu, stres juga bisa menyebabkan gatal-gatal dan ruam.
"Selain itu ada juga perilaku-perilaku lain yang merusak kulit dan dilakukan saat stres," ujar ahli dermatologi Brigham and Women's Hospital, Boston, AS, dr Abigail Waldman, mengutip Allure. Dia mencontohkan seperti kebiasaan menggaruk kulit atau menarik-narik rambut saat stres.
Lihat Juga :![]() |
3. Jantung
Tak cuma pada pencernaan dan kulit, stres juga berdampak pada kesehatan jantung.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat pada 2014 lalu memberikan penjelasan tentang hubungan antara stres psikologis dan kerusakan jantung.
Mengutip Times, peneliti memperhatikan kadar sel darah putih dalam tubuh. Setelah sepekan bekerja dengan penuh tekanan, jumlah sel darah putih meningkat.
Penelitian lain yang dilakukan Harvard University pada 2017 lalu menyebutkan bahwa mereka yang memiliki aktivitas tinggi di bagian amygdala (bagian otak pembentuk emosi) berisiko terkena serangan jantung.
4. Sistem kekebalan tubuh
Saat stres, tubuh merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bekerja. Dalam kondisi itu, tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang akan menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan untuk melawan zat asing. Mengutip MayoClinic, dengan begitu tubuh akan lebih rentan terserang penyakit.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Leukocyte Biology menyebutkan bahwa jenis stres tertentu dapat berinteraksi dengan sel kekebalan tubuh yang merespons sel alergen hingga menimbulkan gejala fisik.
相关文章:
- 申请美国艺术留学预科需要准备什么?
- Pembangunan Infrastruktur Fondasi Tingkatkan Kualitas SDM
- Bagaimana Hukum Berpuasa bagi Orang yang Sudah Sangat Tua?
- 爱丁堡大学工业设计申请要求
- IMF Sebut Pasar Obligasi Amerika Masih Oke, Namun Waspada Soal Kebijakan Pajak Trump
- 伦敦大学学院学费是多少?
- Ini Dia Tampang Honda HR
- 英国圣安德鲁斯大学世界排名详情
- 6 Jalur Pendakian Rinjani dari yang Paling Mudah hingga Sulit
- Beda Ahok dan Anies, Orang 212: Reklamasi Ahok untuk Aseng, Anies
相关推荐:
- 5 Minuman Herbal Penghancur Batu Ginjal
- 意大利多莫斯设计学院学费是多少?
- Ajak Kontraktor Gabung CCS, Bahlil Sampaikan Komitmen Pemerintah Mudahkan Investor
- Lewat NIB hingga Bibit Cabai, Pertamina dan Bank Mandiri Tingkatkan Ekonomi Perempuan Suku Bajo
- Keliling Jakarta, PPMTI Berikan Bantuan Bagi Kelompok Kurang Mampu
- Perbaikan Smelter PTFI Gresik Lebih Cepat dari Jadwal, Siap Hasilkan Katoda Tembaga di Akhir Juni
- 多伦多大学建筑系好吗?
- Soal Uang US$30 Ribu di Laci Kerja, Menag Lukman Bilang...
- 5 Sayuran 'Terlarang' untuk Penderita Diabetes
- Lowongan Kerja Langka, Antartika Butuh Petugas Kantor Pos Baru
- OPEC Mau Dongkrak Produksi Minyak Besar
- Polisi Hari ini Ungkap Aktor Intelektual Perusuh 22 Mei
- Penumpang KRL Padat, Social Distancing Tak Berlaku
- Alamak! 7 Mobil Nginap Setahun di Soetta, Tarif Parkirnya Bikin Dompet Meronta
- 高考多少分留学加拿大?
- 平面设计美国大学排名top5
- Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Jadi Salah Satu Bandara Tersibuk saat Libur Nataru 2024/2025
- 5 Destinasi di Indonesia untuk Menikmati Suasana Perayaan Imlek
- Diduga Jadi 'Bohir' Rencana Pembunuhan 4 Tokoh, Siapa Habil Marati?
- FOTO: Debut Perdana Adrian Appiolaza untuk Moschino di Milan